Selasa, 04 November 2014

Fallacia

Diposting oleh Unknown di 03.30 0 komentar
DEFINISI 
Fallacia adalah kesalahan pemikiran dalam logika, bukan karena kesalahan fakta tapi kesalahan dalam kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat.

JENIS
Kesesatan Formal : kesesatan yang terjadi atas pelanggaran norma, prinsip dan kaidah.
Contoh : 
Semua penodong berwajah seram.
Semua pengamen berwajah seram.
Jadi, semua pengamen adalah penodong.

Kesesatan Informal : Kesesatan yang terjadi dalam penggunaan bahasa.

  • Penempatan kata depan yang keliru ; Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan
  • Mengacau posisi subjek atau predikat ; Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.
  • Ungkapan yang keliru ; Penjahat kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu lalu.
  • Amfiboli : sesat karena struktur kalimat bercabang ; Susi, anak Pak Anto yang sakit jiwa kabur dari rumah.
  • Kesesatan aksen/prosodi : sesat karena penekanan yang salah dalam kalimat ; misalkan ada peraturan "Anda tidak boleh mengganggu anak tetangga anda"; Budi bukan anak tetangga anda, jadi anda boleh mengganggu Budi.
  • Kesesatan bentuk pembicaraan:sesat krn org menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. Mis. Berpakaian artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri artinya memakai isteri. 
  • Kesesatan aksiden: yang aksidental dikacaukan dengan hal yang hakiki. Mis. Sawo matang adalah warna. Orang Indonesia itu sawo matang. Maka, Orang Indonesia itu adalah warna.  
  •  Kesesatan karena alasan yang salah: Konklusi ditarik dari premis yang tak relevan. 
 Kesesatan Presumsi
       Generalisasi tergesa-gesa: Orang Padang pandai memasak.
       Non sequitur (belum tentu): Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.
       Analogi palsu:Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
       Penalaran melingkar (petitio principii): Manusia merdeka karena ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab karena ia merdeka.
       Deduksi cacat: Barangsiapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti orang baik. Andi pasti orang baik.
       Pikiran simplistis: Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral.

  Menghindari Persoalan
       Argumentum ad hominem: Jangan percaya omongannya karena ia bekas narapidana.
       Argumentum ad populum: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
       Argumentum ad misericordiam: Seorang terdakwa meminta keringanan hukuman karena mengaku punya banyak tanggungan.
       Argumentum ad baculum: Karena beda pendapat, suka meneror orang lain.
       Argumentum ad auctoritatem: Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
       Argumentum ad ignorantiam: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
       Argumen utk keuntungan seseorang: Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.
       Non causa pro causa: Orang sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sebagai penyebabnya.

 Kesesatan Retoris
       Eufemisme/disfemisme: Pembangkang yang dianggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangi maka disebut anggota pemberontak.
       Penjelasan retorik: Dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan  soal.
       Stereotipe: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
       Innuendo: Saya tidak mengatakan makanan tidak enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
       Loading question: Apakah Anda masih tetap merokok?
       Weaseler: Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
       Downplay: Jangan anggap serius omongannya karena dia hanya buruh bangunan.
       Lelucon/sindiran
       Hiperbola: membesar-besarkan.
       Pengandaian bukti:studi menunjukkan.
       Dilema semu: Tamu yang menolak kopi, langsung disuguhi sirup.


Diambil dari ppt Fallacia oleh Bapak Carolus

Bahan UTS

Diposting oleh Unknown di 03.27 0 komentar
Positivisme VS Empirisisme
Positivisme adalah paham dimana segala hal sudah ada dan sudah terbukti keadaannya dan sudah diketahui dari saat kita lahir di Bumi.
Tokoh : Auguste Comte. 
Contoh : Gravitasi Bumi.
Abad : 17 dan 18 

Empirisisme : paham dimana dalam mengenal dan memahami suatu hal harus melalui pengalaman.
Tokoh : John Locke, Immanuel Kant
Contoh : Belajar naik sepeda, manusia purba menemukan api.
Abad : 19 

Deduktif VS Induktif
Deduktif : Paham yang memiliki pola pengembangan hal umum ke hal yang khusus.

Induktif : Paham yang memiliki pola pengembangan hal khusus ke hal yang umum

Preposisi VS Silogisme
Preposisi : sebuah kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Preposisi tunggal : Buah apel itu manis.
Preposisi jamak : Buah apel itu merah dan manis 

Silogisme : simpulan dari 2 buah putusan premis (preposisi) lalu di simpulkan sebuah putusan yang baru.
 

Filsafat Trisula Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos